Oleh : Hilya
Coklat adalah makanan yang digemari oleh kebanyakan orang. Namun, jika dikaitkan dengan kesehatan gigi, coklat sering dijadikan sebagai musuh besar yang harus dihindari. Tiap orang tua begitu khawatir dengan coklat yang dikonsumsi anak-anaknya akan membawa dampak buruk bagi gigi mereka. Begitu pula dengan orang-orang yang begitu memperhatikan kesehatan gigi mereka. Namun, pertanyaannya sekarang, apakah benar coklat merupakan sumber makanan berbahaya yang dapat mengancam keselamatan kesehatan gigi seseorang? Jawabannya adalah TIDAK.
Coklat yang selama ini diasumsikan sebagai makanan yang perlu dihindari ternyata juga punya manfaat yang baik bagi kesehatan. Kadang, sebagian dari kita selalu saja mencari kambing hitam dalam masalah-masalah tertentu, seperti halnya coklat, coklat dianggap merusak gigi, namun kandungan nutrisi dan efek coklat untuk tubuh sangatlah penting. Apakah kita harus menjauhi coklat karena ingin gigi kita sehat? kalau seperti ini bias-bisa semua makanan menjadi tidak boleh dikonsumsi.
Pada dasarnya, coklat bukanlah sumber utama penyebab kerusakan atau pun karies gigi. Sebenarnya, untuk tetap mendapatkan gigi yang sehat tidak perlu adanya larangan terhadap makanan-makanan tertentu. Semuanya, hanya tergantung pada upaya untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel di gigi. Kerusakan gigi pada umumnya disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan. Hal ini disebabkan karena sisa makanan yang menempel di gigi akan bereaksi dengan saliva, bakteri-bakteri mulut, asam, basa, enzim, kuman, dan lainnya yang ada di mulut sehingga akibat dari reaksi penguraian ini akan menyebabkan karies atau gigi berlubang serta efek bau mulut.
Proses penguraian sisa makanan di mulut ini tentu memerlukan waktu. Karena itulah, membersihkan gigi dengan cara rutin menggosok gigi adalah salah satu cara untuk memotong proses tersebut, sehingga masalah kerusakan gigi dapat teratasi dengan mudah.
Menggosok gigi baiknya dilakukan dua kali sehari. Adapun waktu yang tepat untuk menggosok gigi adalah setelah sarapan pagi (pada saat ini kita sudah memotong proses dan mengilangkan sisa makan seperti yang telah dijelaskan di atas) dan pada malam hari sebelum tidur, karena pada saat mulut tidak beraktifitas akan terjadi proses penguraian makanan atau pembusukan makanan dalam mulut yang nantinya akan menyebabkan karang gigi dan karies, jadi, sebaiknya saat mulut akan berhenti beraktifita, semua sisa makanan yang ada di mulut dan gigi tersebut dibersihkan terlebih dahulu.
Oleh karena itu, proses pembersihan gigi ini sangat menentukan kualitas kesehatan gigi seseorang. Jika setelah mengkonsumsi coklat, gigi segera dibersihkan, maka kerusakan gigi pasti akan dapat dicegah. Apalagi cokelat dengan kualitas baik seperti couverture (cokelat murni), mampu lumer dalam suhu 40 derajat Celcius. Yang terpenting adalah usaha preventif untuk kesehatan gigi
Lalu, apakah coklat yang tersebut dapat dikonsumsi dengan kuantitas tak terbatas? Atau adakah batasan kuantitas dalam mengkonsumsi coklat? Jawabannya adalah tidak ada anjuran gizi yang pasti untuk ini, namun demikian makan coklat 2-3 kali seminggu atau minum susu coklat tiap hari kiranya masih dapat diterima. Dan berbicara tentang kesehatan gigi dan coklat. Coklat adalah dapat berteman dengan gigi. Namun, cokelat akan menjadi musuh gigi jika dijadikan musuh. Intinya hanya satu hal, yaitu upaya penjagaan kebersihan gigi agar coklat tetap bisa menjadi teman gigi.
Coklat adalah makanan yang digemari oleh kebanyakan orang. Namun, jika dikaitkan dengan kesehatan gigi, coklat sering dijadikan sebagai musuh besar yang harus dihindari. Tiap orang tua begitu khawatir dengan coklat yang dikonsumsi anak-anaknya akan membawa dampak buruk bagi gigi mereka. Begitu pula dengan orang-orang yang begitu memperhatikan kesehatan gigi mereka. Namun, pertanyaannya sekarang, apakah benar coklat merupakan sumber makanan berbahaya yang dapat mengancam keselamatan kesehatan gigi seseorang? Jawabannya adalah TIDAK.
Coklat yang selama ini diasumsikan sebagai makanan yang perlu dihindari ternyata juga punya manfaat yang baik bagi kesehatan. Kadang, sebagian dari kita selalu saja mencari kambing hitam dalam masalah-masalah tertentu, seperti halnya coklat, coklat dianggap merusak gigi, namun kandungan nutrisi dan efek coklat untuk tubuh sangatlah penting. Apakah kita harus menjauhi coklat karena ingin gigi kita sehat? kalau seperti ini bias-bisa semua makanan menjadi tidak boleh dikonsumsi.
Pada dasarnya, coklat bukanlah sumber utama penyebab kerusakan atau pun karies gigi. Sebenarnya, untuk tetap mendapatkan gigi yang sehat tidak perlu adanya larangan terhadap makanan-makanan tertentu. Semuanya, hanya tergantung pada upaya untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel di gigi. Kerusakan gigi pada umumnya disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan. Hal ini disebabkan karena sisa makanan yang menempel di gigi akan bereaksi dengan saliva, bakteri-bakteri mulut, asam, basa, enzim, kuman, dan lainnya yang ada di mulut sehingga akibat dari reaksi penguraian ini akan menyebabkan karies atau gigi berlubang serta efek bau mulut.
Proses penguraian sisa makanan di mulut ini tentu memerlukan waktu. Karena itulah, membersihkan gigi dengan cara rutin menggosok gigi adalah salah satu cara untuk memotong proses tersebut, sehingga masalah kerusakan gigi dapat teratasi dengan mudah.
Menggosok gigi baiknya dilakukan dua kali sehari. Adapun waktu yang tepat untuk menggosok gigi adalah setelah sarapan pagi (pada saat ini kita sudah memotong proses dan mengilangkan sisa makan seperti yang telah dijelaskan di atas) dan pada malam hari sebelum tidur, karena pada saat mulut tidak beraktifitas akan terjadi proses penguraian makanan atau pembusukan makanan dalam mulut yang nantinya akan menyebabkan karang gigi dan karies, jadi, sebaiknya saat mulut akan berhenti beraktifita, semua sisa makanan yang ada di mulut dan gigi tersebut dibersihkan terlebih dahulu.
Oleh karena itu, proses pembersihan gigi ini sangat menentukan kualitas kesehatan gigi seseorang. Jika setelah mengkonsumsi coklat, gigi segera dibersihkan, maka kerusakan gigi pasti akan dapat dicegah. Apalagi cokelat dengan kualitas baik seperti couverture (cokelat murni), mampu lumer dalam suhu 40 derajat Celcius. Yang terpenting adalah usaha preventif untuk kesehatan gigi
Lalu, apakah coklat yang tersebut dapat dikonsumsi dengan kuantitas tak terbatas? Atau adakah batasan kuantitas dalam mengkonsumsi coklat? Jawabannya adalah tidak ada anjuran gizi yang pasti untuk ini, namun demikian makan coklat 2-3 kali seminggu atau minum susu coklat tiap hari kiranya masih dapat diterima. Dan berbicara tentang kesehatan gigi dan coklat. Coklat adalah dapat berteman dengan gigi. Namun, cokelat akan menjadi musuh gigi jika dijadikan musuh. Intinya hanya satu hal, yaitu upaya penjagaan kebersihan gigi agar coklat tetap bisa menjadi teman gigi.